Minggu, 27 November 2011

tari banyuwangi

Lima Tari Banyuwangi Segera Tampil Go Internasional
Tampilkan Gandrung Lanang dan Bumbung di Prancis
Lima tari daerah Banyuwangi akan segera ditampilkan dalam pergelaran tari level internasional di Prancis. Tiga seniman akan berangkat negeri pusat mode dunia itu dengan mengusung tari andalan, gandrung lanang dan gandrung bumbung.
ALDILA AVRIKARTIKA, Banyuwangi

SUARA musik terdengar bertalu- talu dari Gesibu Blambangan Banyuwangi. Beberapa warga berjalan berduyun-duyun menujuu ke arah suara gamelan tersebut. Hanya dalam tempo sekitar 30 menit, hampir seluruh tempat duduk di Gesibu sudah dipenuhi warga.
Tepat pukul 20.30, tarian gandrung bumbung yang merupakan tari kolaborasi Banyuwangi – Bali, tampil sebagai tarian pembuka. Penonton langsung bertepuk tangan begitu melihat gebyar prestasi yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi itu. Penari gabungan dari sanggar tari Sayu Gringsing, Sanggar tari Lang Lang Buana dan sanggar tari Sidopekso tampil cukup atraktif. Penari senior Banyuwangi, sekaligus pemilik sanggar Sayu Gringsing, Subari Sofyan tampak lincah membawakan tarian yang akan ditampilkan di Prancis itu.
Setelah penampilan tarian gandrung bumbung, mereka menampilkan tari Marsan atau yang biasa disebut sebagai tari gandrung lanang. Puas menampilkan tari legendaris itu, mereka berurutan menampilkan tari jejer jaran dawuk, cunduk menur, jaran goyang, dan tari pupus widari. Selain itu, mereka juga menampilkan berbagai kesenian seperti, musik tradisional anak Indonesia, dolanan anak nusantara dan lainnya.
Pergelaran yang mampu menghibur masyarakat Banyuwangi itu, sejatinya merupakan acara pisah pamit kepada seluruh masyarakat Banyuwangi. Karena, lima tari tersebut akan ditampilkan di Prancis. Mereka akan membawa misi promosi budaya dan pariwisata.
Banyuwangi yang kaya akan seni dan tradisi ini, mendapat kehormatan diundang oleh Prancis. Dalam pergelaran tersebut, mereka akan tampil bersama penari dari beberapa negara lainnya. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini, Banyuwangi mempersiapkan lima tarian di Prancis.
Tiga penari yang jadi duta negeri itu adalah Subari Sofyan, Icha dan Tari. Tiga penari itu juga dituntut memiliki kemampuan make up. Sebab, mereka bertiga harus menari tanpa membawa perias ke Prancis. Bahkan untuk menghemat biaya, mereka membatasi barang bawaan maksimal 20 Kilogram agar tidak kena charge biaya bagasi.
Subari Sofyan mengatakan, persiapan untuk berangkat sudah 90 persen. Mulai dari kostum tari, hingga persiapan fisik dan gerakan. Lima kostum yang akan ditampilkan, didesain semenarik mungkin tapi tetap terkesan glamour. ”Karena Prancis itu kan kota mode. Jadi kami akan membuat seluruh orang terkesan dengan Banyuwangi,” katanya.
Dia menambahkan, mereka sudah melakukan persiapan selama satu bulan. Selama bulan September 2009 lalu, mereka sudah mempersiapkan gerakan kolaborasi, kostum hingga hiasan kepala yang akan digunakan. ”Kami akan berusaha tampil maksimal. Dengan adanya promosi ini, diharapkan bisa menarik minat wisatawan ke Indonesia khususnya di Banyuwangi,” katanya.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dariharto mengaku bangga. Karena Banyuwangi telah diberi kesempatan untuk bisa tampil dalam pergelaran promosi budaya dan pariwisata di Prancis. Banyuwangi diberi kesempatan emas untuk memamerkan kekayaan seni dan tradisi kepada dunia internasional. Dia berharap, adanya promosi itu bisa menarik minat wisatawan asing untuk datang ke Banyuwangi. (bay)
GROUP KESENIAN KAB.BANYUWANGI DAN JEMBRANA PENTAS DI PERANCIS
PDF Print
23-10-2009
Kelompok kesenian dari Kabupaten Jembrana , Bali dan Kabupaten Banyuwangi melakukan serangkaian pentas seni selama Oktober di berbagai kota di Perancis diantaranya di Lyon, Besancon, dan Paris. 
Pentas seni yang digelar KBRI Paris bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Jembrana, Bali, Pemda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur didukung Pusat Promosi Dagang Indonesia /Indonesian Trade Promotion Centre Lyon, demikian jurubicara KBRI Paris Gustaf Sirait dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Jumat.   Menurut Gustaf, pentas di Lyon, kota terbesar di Perancis tengah, tim Jembrana dan Banyuwangi tampil pada acara Festival Indonesia yang digelar untuk pertama kali di Lyon dalam upaya memperkenalkan Indonesia.Dalam Festival Indonesia juga diadakan pameran berbagai produk dan budaya Indonesia seperti kerajinan tangan, mebel, batik dan kain tradisional, wayang kulit, masakan Indonesia, mendapat diliput koran harian lokal Lyon, Le Progres.
Sementara di Kota Besancon dan Paris, tari kesenian dari Jembrana dan Banyuwangi tampil sebagai pertunjukan utama diiringi dengan grup gamelan staf KBRI Paris, serta grup angklung mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris.Besancon merupakan salah satu kota terpenting di Perancis timur, tim kesenian Jembrana dan Banyuwangi mementas pada acara pertunjukan tari dan musik tradisional Indonesia yang diadakan KBRI Paris bersama masyarakat Indonesia di Besancon.
Pameran coklat
Rangkaian tur Budaya grup tari Jembrana dan Banyuwangi diakhiri dengan pertunjukan tari secara berturut-turut di Salon du Chocolat/Pameran Coklat Internasional ke-15 di Paris. Pameran coklat ini adalah salah satu even yang menarik perhatian pengunjung yang cukup besar, yakni dihadiri sekitar 120 ribu pengunjung.
Pada pentas yang menampilkan berbagai negara di pameran tersebut, Indonesia juga menampilkan persembahan angklung dari mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris dengan menampilkan lagu Kopi Dangdut dan lagu populer Perancis, La Vie en Rose.
Menurut rencana, pada Pameran Coklat Internasional yang akan diadakan untuk pertama kalinya di Marseille, kota terbesar kedua di Perancis, pada bulan Februari 2010, Indonesia akan diundang sebagai tamu kehormatan.
Selama tur budaya, grup tari Jembrana dan Banyuwangi mempertontonkan tarian-tarian yang menarik dan dinamis sehingga banyak memperoleh apresiasi penonton, seperti Tari Sekar Jagat, Cunduk Menur, Cenderawasih dan Jaran Goyang. Serentetan pentas seni Indonesia yang dilaksanakan disertai dengan pemberian cendera mata, brosur pariwisata, dan brosur perdagangan Indonesia didalam paket tas batik diharapkan dapat semakin memperkenalkan produk dagang, serta budaya dan pariwisata Indonesia pada masyarakat Perancis, demikian Gustaf Sirait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar